Tuesday, August 1, 2017

ENAKNYA MENCUMBU PACARKU SAMPAI MELEPAS KEPERAWANANNYA

Image result for seksi cewek
SENTABET - Aku berpacaran dengan seorang gadis keturunan Jepang, sebut saja namanya Mei. Ayahnya seorang Jepang yang telah menjadi WNI, sedangkan ibunya orang Indonesia asli keturunan Dayak. Jadi bisa dibayangkan anaknya berkulit putih mulus (kalau orang bilang kopi masuk tenggorokannya akan kelihatan).

Awal mula pertemuanku, pada sebuah pesta valentine yang akhirnya berlanjut sampai sekitar enam tahun. Memang pacaran merupakan awal bagi kami berdua. Maka aku mencoba untuk mempelajari arti pacaran bersamanya. Mungkin malam itu merupakan malam pertama bagi kami mencoba suatu yang baru dalam berpacaran. Di sebuah gedung bioskop aku dan dia bercumbu saling berciuman “hot” sekali sampai-sampai kami tidak tahu apa film yang kami tonton.

Kucium bibirnya sambil tanganku bermain di payudaranya. Kutekan ke dalam puting susunya, ia pun mendesah “Aahh…” aku tak mengerti rasa apa yangsedang dialaminya. Tanganku terus aktif menelusuri kedua bukit kembarnya sambil terus mendengar desahan mesra yang keluar dari mulutnya. Pasangan di sebelahku tampaknya ikut memperhatikan tapi kubiarkan mungkin mereka ingin merasakannya juga.

Tanganku terus merayap membuka kancing celana jeans-nya dan menarik retsleting dan terus masuk ke dalam CD-nya sampai mendapatkan bukit berbulu halus. Kuusap-usap bukit itu dan jariku mulai mencari liang kemaluan yangtelah mulai basah keenakan. Jariku mulai memasuki lubang kemaluan itu dan terus bermain masuk-keluar, mulut mungilnya terus mendesah dan badannya sedikit mengejang.

Kurasakan bertambah basah kemaluannya, ternyata dia orgasme lagi. Kuambil tangan kanannya, kuantar ke kemaluanku, Mei seakan mengerti dan membuka kancing dan menarik retsleting celanaku. Ditangkapnya batang kemaluanku yang sudah mulai menegang dipermainkannya, aku cuma berbisik, “Kocok dong!” Ia pun mengerti, tangannya mulai bermain ke atas dan ke bawah membuatku keenakan.

Mungkin ia melihat mataku terpejam keenakan. Mei terus mempermainkannya dengan tempo yang bertambah cepat, aku cuma bisa mendesah “Terus Mei, enak.” Semakin cepat tempo yang dilakukan,semakin berdesir darahku. Tangan Mei membuka lebih lebar retsletingku agar lebih leluasa tangannya bermain di kemaluanku.

Permainan dimulai lagi perlahan dan lama kelamaan semakin cepat. “Jim kenapa? Enak ya.” Aku cuma tersenyum sambil mengangguk. “Aah.. ahhh sedikit lagi nich terus… ach.. ach… achhh…” keluar sudah air maniku, aku segera menciumnya dengan penuh nafsu. Mei berkata, “Ih kok elo kencing sih… tangan gua basah nich.”

Aku segera berbisik menjelaskan apa yang terjadi, kulihat dia mengerti dan segera berbisik lagi, “Ada tissue nggak?” Ia pun segera mengambil tissue dan mulai mengelap kemaluanku yang telah basah tadi. Aku cuma berbisik, “Makasih ya, enak loh, belajar dimana?” Mei tersenyum dan berbisik, “Loh kan elo yang ngajarin.” “Iya bener,” jawabku sambil tersenyum.

Film pun berakhir, kami pulang ke rumahnya dan pucuk di cinta ulam tiba, ayahnya belumlah sampai di rumah, kedua adiknya tidak pulang karena harus menginap di rumah saudaranya. Aku pun tidak mau merugi. Kumanfaatkan kesempatan, “Mau yang lebih enak nggak?” kutarik tangan Mei dan mulai kukulum bibir mungilnya.

Tanganku pun mulai aktif bermain di kedua bukit kembarnya. Kutekan ke dalam puting susunya ia pun mendesah “Ach…” entahmengapa semakin aku mendengar desahan Mei semakin ganas mulutku bermain. Kujilati seluruh leher dari mulai tengkuk sampai ke lehernya, desahan Mei pun semakin merangsangku. Sesekali kukulum bibir mungil Mei. Ia pun sudah mulai mengerti dengan membalas kulumanku.

Kujulurkan lidahku ke mulut Mei dan memancing agar lidahnya juga terjulur. Aku pun mengajarkan secara tidak sengaja “French Kiss” yang menurut sementara orang merupakan cara berciuman yang paling nikmat. Tanganku semakin aktif kubuka baju Mei sampai terlihat kedua bukit kembar menantang ditutupi BH warna pink.

Kutarik tangan Mei ke arah kemaluanku. Kubuka BH penghalang itu dan lidahku mulai bermain, kujilati kedua puting susu kemerahan itu bergantian. Semakin kujilati dengan mesra semakin nikmat yang Mei rasakan. Sesekali kupandang mata Mei yang terpejam merasakan nikmatnya. Sesekali kusedot dan “Ach… Jim terusss… Jim, enak bener… achh.. achhh Jim enakkk… terusss.”

Kata-kata itu terus keluar dari mulut Mei yang mungil. Lidahku semakin lincah mendengar suara desahan itu. Kujilati terus seluruh bukit kembar itu dan terkadang leher jenjang Mei sampai ia merasakan nikmatnya permainan ini dan akhirnya, “Aachhh…”tubuh mungil itu menggelinjang. Aku segera mengerti bahwa Mei telah orgasme untuk yang pertama.

Tangan Mei sudah semakin mengerti, dibukanya kancing dan restletingku, dipegangnya batang pusaka itu dan dimainkannya naik turun. Perlahan tapi pasti dan dengan tempo yang semakin cepat. “Achhh…” kurasakan semakin nikmat. Ternyata memang tak percuma pengalaman di bioskop tadi yang kuajarkan. Darahku semakin berdesir, rasa nikmat tiada duanya kudapat. Segera kutundukkan kepala Mei sambil kubisikkan,

“Isep dong!” Mei pun mengangguk dan mulut mungil itu telah bermain dengan kemaluanku. Dijilatinya dari kepala sampai batang dan sesekali dimasukkannya batang itu ke mulutnya sambil kurasakan hisapan hangatnya. Tangan Mei pun tak berhenti bergerak naik turun. Sesekali dihisapnya ujung kemaluanku, kulihat pipinya menggembung akibat mulutnya kemasukkan batang wasiat peninggalan nenek moyang.

“Achhh…” keluar desahan dari mulutku. Semakin nikmat kurasakan, aku pun segera menarik Mei, kubuka celana jeans-nya dan kuarahkan lidahku kekemaluannya yang sudah membasah. Kujilati terus lubang kemerahan itu dan sampai ke klitoris merah yang menantang. Kujilati terus dengan perlahan tapi pasti.

Terus kupandangi wajah Mei yang terpejam kenikmatan. Tangan Mei sesekali memegangi kepalaku menahan nikmat yang kuberikan. Kupandangi lubang kenikmatan itu. Jari-jari nakalku mulai bermain. Kumasukkan jari telunjukku ke dalam kemaluan Mei. Kupermainkan kemaluan itu dengan jariku, keluar-masuk. Terus kulakukan sambil sesekali menambah tempo lebih cepat. Mei pun menggelinjang,

“Achh… achh… achhh…” Keluarlah air kenikmatan membasahi kemaluan Mei. Kulihat Mei terkulai kenikmatan, kutarik badannya dan kutempatkan di sofa single dengan posisi menantang menghadapku. Kuarahkan batang kemaluanku ke lubang kemaluan Mei sambil kuangkat kedua kaki indah itu di atas pundakku. Kuangkat sedikit pantat indah itu agar semakin mudah batangku mengarah.

“Echh.. echhh… blessss…” akhirnya berhasil juga batang wasiat itu masuk, terus kugerakkan keluar masuk. Kulihat Mei terbujur sambil matanya yang terpejam merasakan nikmatnya suasana. “Terus… terus… Jim, perlahan-lahan biar nikmat.” Aku terus tanpa peduli memacu kemaluanku sampai akhirnya… “Achhh….” keluarlah air mani dari kemaluanku dan Mei pun menggelinjang menahan air nikmat yang keluar dari kemaluannya.

Kami terkulai lemas, kulihat Mei tersenyum sambil berbisik, “Mau lagi dong!” Aku pun semakin tertantang, kutarik kepala Mei dan sedikit kutundukkan, Mei pun mengerti. Segera mulut mungil itu bermain di kemaluanku menjilati sampai bersih air maniku. Setelah bersih, kembali mulut mungil itu bermaindengan tongkat wasiatku.

Batang kemaluanku masuk ke dalam mulutnya dan tangan kanannya bermain naik turun. Batang kemaluanku pun yang telah kuncup kembali menegang, darahku kembali berdesir. Nikmat yang kurasakan terasa lebih nikmat. Aku tak kuasa berkata-kata cuma desahan dan nikmat yang luar biasa yang bisa kurasakan.

Setelah tak tahan merasakan nikmat yang luar biasa, aku pun berbalik menarik Mei untuk membangkitkan lagi rangsangan untuknya. Kujilati Kedua payudara menantang dan terus lidahku bermain sampai mengarah ke lubang kemaluan Mei. Kujilati habis bagai anjing yang kehausan, terus kujilati sambil sesekali melirik Mei yang semakin teransang kenikmatan.

Kubuk alebar kedua paha Mei sehingga terlihat lubang menganga yang menunggu kedatangan batang wasiatku. Kujilati klitoris kemerahan dengan perlahan tapi pasti, “Achhh…” Mei kembali mencapai orgasme. Melihat Mei terkulai lemas kuangkat badannya sehingga menghadap membelakangiku.

Kuangkat sedikit pantat Mei sehingga membuat posisi menungging atau kalau orang barat bilang “doggy style”. Kuarahkan batang kemaluanku, tetapi terasa sulit sekali untuk masuk. Terus aku berusaha sampai akhirnya kubuka sedikit kedua paha Mei. Kuhujam batang kemaluanku dan akhirnya dengan sedikit usaha masuk kembali batang itu ke kemaluan Mei.

Tanganku berpegang pada kedua pinggul Mei dan perlahan tapi pasti kupacu batang kemaluanku keluar dan masuk lubang kemaluan Mei. Agak seret memang posisi ini dibanding posisi sebelumnya, sehingga agak sulit bagiku untuk menambah tempo, tapi aku terus berusaha menambah tempo.

Semakin cepat dan semakin cepat, “Jim pelan-pelan, sakit,” tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulut Mei. Sebentar kupandang wajah Mei yang meringis kesakitan, “Tapi enak kan?” Kulihat Mei mengangguk, maka semakin tidak pedulilah aku terus memacu gerakan keluar masukku.

Terus kupacu sampai sekitar 15 menit kurasakan cairan hangat mulai membasahi kemaluanku. Mei mulai terkulai lemas, tanpapeduli terus kupacu batang kemaluanku untuk terus mencapai klimaks. Memang terasa lebih lama permainan yang sekarang dibanding permainan tadi, terus kupacu sampai akhirnya kurasakan sesuatu akan melesak keluar dari kemaluanku.

Kucabut keluar batang kemaluanku dan kubalikkan badan Mei yang sudah terkulai lemas. Kukocok sendiri batang kemaluanku dengan tempo tinggi sampai akhirnya “Achhh… ssshhh…” keluar air maniku dan kuarahkan ke payudara Mei. Aku pun terkulai lemas dan kubisikkan Mei agar mengusap air maniku ke seluruh permukaan payudaranya.

“Biar lebih kenceng,” kataku. Mei cuma diam dan melakukan apa yang kuinginkan. Setelah selesai, “Masih mau yang lebih enak lagi?” tanyaku. “Iya dong,” jawab Mei sambil terkulai lemas. Aku cuma mengangguk sambil mengingatkan bahwa ayahnya sebentar lagi pulang. Kami segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Betul saja tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil, aku segera keluar membukakan pintu garasi. “Selamat malam Om,” sapaku. Ayah Mei hanya tersenyum dan masuk ke rumah. Setelah bercanda sebentar aku pun pamit pulang.

Kubisikkan, “Nanti gua ajarin lagi yang lebih enak.” Mei cuma tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Aku pun segera pulang dengan hati senang.

SEPUPU YANG DASARNYA SUDAH HORNY MAU KU AJAK MESUM

Image result for seksi cewek
LIGA108 - ini terjadi pada tahun 2015. Ini merupakan cerita seks nyata ku. Pada saat aku masih kuliah di semester 2, ibuku sakit dan dirawat di kota S. Oh, iya aku tinggal di kota L. Cukup jauh sih dari kota S. Karena ibuku sakit, sehingga tidak ada yang masak dan menunggu dagangan. Soalnya adik-adikku semua masih sekolah.

Akhirnya aku usul kepada ibuku kalau sepupuku yang ada di kota lain menginap di sini (di rumahku). Dan ide itu pun disetujui. Maka datanglah sepupuku tadi.Sepupuku (selanjutnya aku panggil Anita) orangnya sih tidak terlalu cantik, tingginya sekitar 160 cm, dadanya masih kecil (tidak nampak montok seperti sekarang).

Tetapi dia itu akrab sekali dengan aku. Aku dianggapnya seperti kakak sendiri. Nah kejadiannya itu waktu aku lagi liburan semester. Waktu liburan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk menunggu dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menghabiskan waktu dengan Anita.

Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, layaknya hubungan kami sebagai sepupu. Suatu malam, kami (aku, Anita, dan adik-adikku) sudah ingin tidur. Adikku masing-masing tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang suka menonton TV, memilih tidur di depan TV. Nah, ketika sedang menonton TV, datang Anita dan nonton bersamaku, rupanya Anita belum tidur juga.

Sambil nonton, kami berdua bercerita mengenai segala hal yang bisa kami ceritakan, tentang diri kami masing-masing dan teman-teman kami. Nah, ketika kami sedang nonton TV, dimana film di TV ada adegan ciuman antara laki-laki dan perempuan (sorry udah lupa tuh judul filmnya). Eh, Anita itu merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih biasa begituan (ciuman).” Terus aku jawab,

“Eh.. Kok tau..?” Rupanya teman Anita yang pacaran itu suka cerita ke Anita kalau dia waktu pacaran pernah ciuman bahkan sampai ‘anu’ teman Anita itu sering dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai dua jarinya masuk. Setelah kukomentari lebih lanjut, aku menebak bahwa Anita nih ingin juga kali. Terus aku bertanya padanya, “Eh, kamu mau juga nggak..?” Tanpa kuduga, ternyata dia mau. Wah kebetulan nih.

Dia bahkan bertanya, “Sakit nggak sih..?” Ya kujawab saja, “Ya nggak tahu lah, wong belum pernah… Gimana.., mau nggak..?” Anita berkata, “Iya deh, tapi pelan-pelan ya..? Kata temenku kalo jarinya masuk dengan kasar, ‘anunya’ jadi sakit.” “Iya deh..!”, jawabku. Kami berdua masih terus menonton film di TV.

Waktu itu kami tiduran di lantai. Kudekati dia dan langsung tanganku menuju selangkangannya (to the point bok..!). Kuselusupkan tangan kananku ke dalam CD-nya dan kuelus-elus dengan lembutnya. Anita tidak menolak, bahkan dengan sengaja merebahkan tubuhnya, dan kakinya agak diselonjorkan. Saat merabanya, aku seperti memegang pembalut, dan setelah kutanyakan ternyata memang sejak lima hari lalu dia sedang menstruasi.

Aku tidak mencoba membuka pakaian maupun CD-nya, maklumlah takut kalau ketahuan sama adik-adikku. Dengan CD masih melekat di tubuhnya, kuraba daerah di atas kemaluannya. Kurasakan bulu kemaluannya masih lembut, tapi sudah agak banyak seperti bulu-bulu yang ada di tanganku. Kuraba terus dengan lembut, tapi belum sampai menyentuh ‘anunya’, dan terdengar suara desisan walau tidak keras.

Kemudian kurasakan sekarang dia berusaha mengangkat pantatnya agar jari-jariku segera menyentuh kemaluannya. Segera kupenuhi keinginannya itu. Waktu pertama kusentuh kemaluannya, dia terjengat dan mendesis. Kugosok-gosok bibir kewanitaannya sekitar lima menit, dan akhirnya kumasukkan jari tengahku ke liang senggamanya.

“Auw..,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya dan tangannya memegangi tanganku. Setelah itu dengan pelan kukeluarkan jariku, “Eeessshhh..”, desisnya. Lalu kutanya, “Gimana..? Sakit..?” Dia menggeleng dan tanpa kusadari tangannya kini memegang telapak tangan kananku (yang berada di dalam CD-nya), seakan memberi komando kepadaku untuk meneruskan kerjaku.

Sambil terus kukeluar-masukkan jariku, Anita juga tampak meram serta mendesis-desis keenakan. Sementara terasa di dalam CD-ku, batang kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Anita memegang rudalku (padahal aku sudah ingin sekali). Sekitar 10 menit peristiwa itu terjadi. Kulihat dia tambah keras desisannya dan kedua kakinya dirapatkan ke kaki kiriku.

Sepertinya dia telah mengalami klimaks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing. Hari berikutnya, aku dan Anita siap-siap membuka warung, adikku pada berangkat sekolah, sehingga hanya ada aku dan Anita di warung. Hari itu Anita jadi lebih berani padaku. Di dalam warungku sambil duduk dia berani memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kemaluannya.

Waktu itu dia memakai hem dan rok di atas lutut, hingga aku langsung bisa memegang selangkangannya yang terhalang CD dan pembalut. Kaget juga aku, soalnya ini kan lagi ada di warung. “Nggak pa-pa Mas.., khan lagi sepi”, katanya dengan enteng seakan mengerti yang kupikirkan.

“Lha kalo ada pembeli gimana nanti..?”, tanyaku. “Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok..?”, jawabnya. Dengan terpaksa kuraba-raba selangkangannya. Hal tersebut kulakukan sambil mengawasi di luar warung kalau-kalau nanti ada pembeli datang.

Sementara aku mengelus selangkangannya, Anita mencengkeram pahaku sambil bibirnya digigit pelan tanda menikmati balaianku. Peristiwa itu kuakui sangat membuatku terangsang / horny sekali, sehingga celana pendekku langsung terlihat menonjol yang bertanda batang kejantananku ingin berontak. “Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng..?”, katanya.

Ternyata dia melihatku, kujawab, “Iya ini sih tandanya aku masih normal…” Aku terus melanjuntukan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun mengelus-elus celanaku, tepat di bagian batang kemaluanku. Kadang dia juga menggenggam kemaluanku sehingga aku juga merasa keenakan. Baru mau kumasukkan tanganku ke CD-nya, tiba-tiba aku melihat di kejauhan ada anak yang sepertinya mau membeli sesuatu di warungku.

Kubisiki dia, “Heh ada orang tuh..! Stop dulu ya..?” Aku menghentikan elusanku, dia berdiri dan berjalan ke depan warung. Benar saja, untung kami segera menghentikan kegiatan kami, kalo tidak, wah bisa berabe nanti. Sehabis melayani anak itu, dia balik lagi duduk di sebelahku dan kami memulai lagi kegiatan kami yang terhenti.

Seharian kami melakukannya, tapi aku tidak membuka CD-nya, karena terlalu beresiko. Jadi kami seharian hanya saling mengelus di bagian luar saja. Malam harinya kami melakukan lagi. Aku sendirian nonton TV, sementara adikku semua sudah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan ikut tiduran di lantai, di dekatku sambil nonton TV.

Kemudian tiba-tiba dia memegang tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Aku yang langsung diperlakukan demikian merasa mengerti dan langsung aku masuk ke dalam CD-nya, dan langsung memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia juga langsung memegang batang kejantananku.

“Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan”, kataku. Dia mengangguk dan aku langsung mencopot CD-nya. Saat itu dia memakai rok mininya yang tadi, sehingga dengan mudah aku mencopotnya dan langsung tanganku mengorek-ngorek lembah kewanitaannya dengan jari telunjukku. Aku juga menyuruh mengeluarkan batang kejantananku dari CD-ku, sehingga dia kini bisa melihat rudalku dengan jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya.

Kukorek-korek kemaluannya, kukeluar-masukkan jariku, tampaknya dia sangat menikmatinya. Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih.

“Eehhhsssttt… Eehhhsssttt… Ouw.., eehhhsssttt… Eehhhsssttt… Eehhhssstt..” Begitu erangannya saat kukeluar-masukkan jariku. Kumasukkan jariku lebih dalam lagi ke liang kewanitaannya dan dia mendesis lebih keras, aku suruh dia agar jangan keras-keras, takut nanti adikku terbangun. “Kocokkannya lebih pelan dong..!”, kataku yang merasa kocokkannya terhenti.

Kupercepat gerakan jariku di dalam liangnya, kurasakan dia mengimbanginya dengan menggerakkan pantatnya ke depan dan ke belakang, seakan dia lagi menggauli jariku. Dan akhirnya, “Oh.., oohhh.. Oohhh.. Ohhh..” Rupanya dia mencapai klimaksnya yang pertama, sambil kakinya mengapit dengan keras kaki kananku.

Kucabut jariku dari kemaluannya, kulihat masih ada noda merah di jariku. Karena aku belum puas, aku langsung pergi ke kamar mandi dan kutuntun Anita. Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok batang kejantananku dengan tangannya. Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah itu CD-ku dan batang kejantananku langsung berdiri tegap.

Kusuruh dia mengambil sabun dan melumuri tangannya dengan sabun itu, lalu kusuruh untuk segera mengocoknya. Karena belum terbiasa, sering tangannya keluar dari batangku, terus kusuruh agar tangannya waktu mengocok itu jangan sampai lepas dari batangku.

Setelah lima menit, akhirnya aku klimaks juga, dan kusuruh menghentikan kocokannya. Seperti pagi hari sebelumnya, kami mengulangi perbuatan itu lagi. Tidak ada yang dapat kuceritakan kejadian pagi itu karena hampir sama dengan yang terjadi di pagi hari sebelumnya.

Tapi pada malam harinya, seperti biasa, aku sendirian nonton TV. Anita datang, sambil tiduran dia nonton TV. Tapi aku yakin tujuannya bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan dengan perlakuanku padanya. Dia langsung menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku bisa menyentuh kewanitaannya, tapi ada yang lain.

Kini dia tidak memakai pembalut lagi. “Eh, kamu udah selesai mens-nya..?”, tanyaku. “Iya, tadi sore khan aku udah kramas, masa nggak tau..?”, katanya. Aku memang tidak tahu. Karena memang aku kurang peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku jadi membayangkan yang jorok, wah batang kejantananku bisa masuk nich. Kuraba-raba CD-nya.

Tepat di lubang kemaluannya, aku agak menusukkan jariku, dan dia tampak mendesis perlahan. Tangannya kini sudah membuka restleting celana pendekku, selanjutnya membukanya, dan CD-ku juga dilepaskankan ke bawah sebatas lutut. Digenggamnya batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena sudah sering kali ya..?).

Aku juga membuka CD-nya, tapi karena dia masih memakai rok mini lagi, jadi tidak ketahuan kalau dia sekarang bugil di bagian bawahnya. Dia kini dalam keadaan mengangkang dengan kaki agak ditekuk. Kuraba bibir kemaluannya dan dengan agak keras, kumasukkan seluruh jari telunjukku ke lubang senggamanya.

“Uhhh.. Essshhh.. Eessshhh.. Essshhh..”, begitu desisnya waktu kukeluar-masukkan jariku ke lubang senggamanya. Sementara dia kini juga berusaha mengocok batang keperkasaanku, tapi terasa masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu timbul keinginanku untuk melihat kemaluannya dari dekat.

Maklumlah, aku khan belum melihat langsung bentuk kemaluan wanita dari dekat. Paling-paling dari film xxx yang pernah kutonton. Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala Anita, sedangkan kepalaku berada di depan kemaluannya, sehingga aku dengan leluasa dapat melihat liang kewanitaannya.

Dengan kedua tanganku, aku berusaha membuka bibir kemaluannya. Tapi, “Auw.. Diapaain Mas..? Eshhh.. Uuhhh.”, desisannya tambah mengeras. “Sorry.., sakit ya..? Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah bagus juga yach..!”, sambil terus kukocokkan jariku. Kulihat daging di lubangnya itu berwarna merah muda dan terlihat bergerak-gerak.

“Wah, jariku aja susah kalo masuk kesini, apalagi anuku yang kamu genggam itu ya..?”, pancingku. Dia diam saja tidak merespon, mungkin lagi menikmati kocokan jariku karena kulihat dia memaju-mundurkan pantatnya. “Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich..?”, tanyaku.

Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang kemaluannya. “Ini nich.., kalo Mas kocokkan jarinya pas menyentuh ini rasanya kok gatel-gatel tapi enak gitu.” “Mana.., mana.., oh ini ya..?”, kugosok daging itu (yang kemudian kuketahui bernama klitoris) dan dia makin kuat menggenggam batang kemaluanku.

“Ahhh. Auu.. Enakkkk Maaasss… Eeehhh… Aaahhh.. Truusss Masss, terusiinn.. Ohhh..!” Tangannya setengah tenaga ingin menahan tanganku, tapi setengahnya lagi ingin membiarkan aku terus menggosok benda itu. Dan akhirnya, “Uhh.. Uhhh.. Uuhhh.. Ahhh.. Aahhh.”, dia mencapai klimaks. Aku terus menggosoknya, dan tubuhnya terus menggelinjang seperti cacing kepanasan. Lalu kubertanya,

“Eh, gimana kalo anuku coba masuk ke sini…? Boleh nggak..? Pasti lebih enakan..!” Dia hanya mengangguk pelan dan aku segera merubah posisiku menjadi tidur miring sejajar dengan dia. Kugerakkan batang kejantananku menuju ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk. Kurubah posisiku sehingga dia kini berada di bawahku.

Kucoba masukkan lagi batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia sudah mendesis-desis. Kudorong lebih dalam lagi, tangannya berusaha menghentikan gerakanku dengan memegang batangku. Namun rasanya nafsu karena horny lebih mendominasi daripada nalarku, sehingga aku tidak mempedulikan erangannya lagi.

Kutekan lagi dan, “Auuuwww.. Ehhssaaakkkiittt..!” Aku berhasil memasukkan batang anuku walau tidak seluruhnya. Aku diam sejenak dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku dengan keras. “Gimana, sakit ya.., mo diterusin nggak..?”, tanyaku padanya sambil tanganku memegang pantatnya. Dia tidak menjawab, hanya terdengar desah nafasnya.

Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya membuka lebar seperti orang menjerit, tapi tanpa suara. Karena dia tetap diam, maka kulanjuntukan dengan mengeluarkan batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit tapi tanpa suara. Saat kukeluarkan, kulihat ada noda darah di batangku. Aku jadi kaget, “Wah aku memperawaninya nih.”

“Gimana.., sakit nggak.., kalo nggak lanjut ya..?”, tanyaku. “Uhhh.. Tadi sakiiittt sich… Uhhh. Geeelii.” Begitu katanya waktu anuku kugesek-gesekkan. Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku, Anita tampak menutup matanya sambil berusaha menikmatinya. Baru kali ini batangku masuk ke liangnya wanita, wah rasanya sungguh nikmat.

Aku belum mengerti, kenapa kok di film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria begitu mudahnya keluar masuk ke liang senggama wanita, tapi aku disini kok sulit sekali untuk menggerakkan batang kejantananku di liang keperawanannya. Namun setelah beberapa menit hal itu berlangsung, sepertinya anuku sudah lancar keluar masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku.

Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku berusaha mencapai buah dadanya. Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lalu kukecup puting buah dadanya dengan muluntuku. Dia semakin bergelinjang sambil mendesis agak keras. Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 10 menitan, kaki Anita berada di pantatku dan menekan dengan keras pantatku.

Kurasa dia sudah orangasme, karena cengkeraman bibir kemaluannya terhadap anuku bertambah kuat juga. Dan karena aku tidak tahan dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot.. Crot.. Crot..”, air maniku tumpah di vaginanya. Serasa aku puas dan juga letih. Kami berdua bersimbah keringat.

Lalu segera kutuntun dia menuju kamar mandi dan kusuruh dia untuk membersihkan liang kewanitaannya, sedangkan aku mencuci senjataku. Setelah itu kami kembali ke tempat semula. Kulihat tidak ada noda darah di karpet tempat kami melakukan kejadian itu. Dan untung adik-adikku tidak bangun, sebab menuruntuku desisan dan suara dia agak keras.

Lalu kumatikan TV-nya, dan kami berdua tidur di kamar masing-masing. Sebelum tidur aku sempat berfikir, “Wah, aku telah memperawani sepupuku sendiri nich..!” Sewaktu aku sudah kuliah lagi (dua hari setelah kejadian itu), dia masih suka menelponku dan bercerita bahwa kejadian malam itu sangat diingatnya dan dia ingin mengulanginya lagi.

Aku jadi berpikir, wah gawat kalo gini. Aku jadi ingat bahwa waktu itu aku keluarkan maniku di dalam liang keperawanannya. “Wah, bisa hamil nich anak..!”, pikirku. Hari-hariku jadi tidak tenang, karena kalau ketahuan dia hamil dan yang menghamili itu aku, bisa mampus aku.

Setelah sebulan lewat, kutelpon dia di rumahnya. Setelah kutanya, ternyata dia dapat mens-nya lagi dua hari yang lalu. Lega aku dan sekarang hari-hariku jadi balik ke semula. Begitulah ceritaku saat menggauli sepupu sendiri, tapi dasar memang sepupuku yang agak “ horny ”.

Tapi sampai saat ini kami tidak pernah melakukan perbuatan itu lagi.

MBAK ASNI DAPAT MENCAPAI KLIMAKS KETIKA DI ENTOT BERTIGA

Image result for cewek seksi
LIGA108 - Perkenalkanlah namaku Gas. Aku adalah seorang teknisi parabola, dan bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang penjualan antena parabola yang tentu saja membutuhkan teknisi untuk melayani pemasangan dan perbaikan parabola.

Di perusahaan ini walau bukan paling senior tetapi aku tergolong paling terampil dan cekatan, hingga jika pimpinan dapat pekerjaan besar, aku yang jadi andalannya. Suatu hari aku mendapat tugas untuk memasang antena parabola di rumah kepala dinas. Dengan dibantu 2 orang asisten yakni Edo dan Salim, aku berangkat ke alamat tujuan sambil menenteng segala peralatan.

Waktu itu aku diantar sopir kemudian setelah sampai di tujuan, kami bertiga diturunkan berikut segala barang dan peralatannya. Di rumah dinas yang terkesan asri karena dipenuhi pohon mangga, kami diterima oleh satpam yang kemudian setelah mengadakan kontak lewat intercom diberi ijin masuk.

Seorang wanita muda berumur sekitar 25 tahun dengan berbusana daster biru malam, sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus menyambut kami. Sekejap aku terpesona melihat kecantikan wajahnya, bibir dan hidungnya luar biasa indahnya. “Selamat pagi, Mbak.., kami yang mau memasang parabola pesanan bapak kepala”.

“Ohh, iya silakan masuk saja Mas.., tapi bapak masih dinas, dan kebetulan rumah lagi sepi jadi terserah Mas saja masangnya”. Tanpa basa basi lagi aku segera memerintahkan asistenku untuk segera mulai bekerja, dengan harapan bisa berkenalan tanpa gangguan, siapa tahu nasibku sedang mujur.

Dari perkenalan, wanita tersebut bernama Asni dan adalah istri kepala dinas, tepatnya istri kedua, yang duda karena ditinggal mati. Semula kuduga dia adalah anaknya, tapi ternyata ibu dari 2 anak tiri yang umurnya sebayanya. Kedua anak-tirinya wanita dan cantik-cantik, terlihat dari foto besar yang terpajang di ruang keluarga.

Sementara kedua asistenku sedang merakit parabola, aku asyik menerangkan aneka macam seputar parabola, mulai dari acara siaran sampai cara merawat parabola. Kelihatan Mbak Asni juga antusias mendengarnya, padahal aku cuma asal bicara agar bisa berlama-lama dekat dengan Mbak Asni sambil terus membayangkan besarnya payudara yang mengembung besar di balik dasternya.

Mbak Asni duduk persis di depanku, hingga waktu aku memberi keterangan sambil membuat tulisan di meja, dia terpaksa menunduk untuk ikut membacanya, dan karena krah dasternya longgar sekali maka otomatis semua isi di dalamnya jadi ternganga lebar, jantungku seketika bergetar-getar tak menentu saat menyaksikannya.

Batang kemaluanku mendadak beringas laksana torpedo hendak meluncur. Aku tak tahu apa Mbak Asni tahu kalau aku jadi keterusan nulis-nulis sambil sesekali melirik ke balik dasternya. Tampaknya dia cuek saja sambil mendengar penjelasanku. “Diminum dulu Mas.., tehnya, mumpung masih hangat!”, katanya sambil tersenyum manis setengah menggoda.

Akupun jadi salah tingkah dan mengiyakannya. Tehnya memang hangat dan segera menyegarkan otakku kembali. Daripada pusing memikirkan cara untuk menggapai gunung kembar, aku minta diri untuk mengawasi pekerjaan asisten. Tak terasa hari telah menjelang sore ketika pekerjaan selesai.

Terlihat Mak Asni tengah bersiap untuk mandi. Pikiran kotor langsung menyergap, dan tak kuasa aku menolaknya. Membayangkan kala tangannya mengusap lembut seluruh tubuhnya, lalu dadanya, lalu perutnya, lalu anunya, lalu.., wow, Mbak Asni tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi.

Ketika pintu kamar mandi telah tertutup aku jadi merasa kehilangan. Dengan reflek aku memberi kode dengan jari telunjuk berdiri di depan mulut pada kedua asistenku. Keduanya malah cengengesan. Tanpa komando, kami kompak menggotong sebuah kursi tinggi agar bisa mengintip lewat lubang angin di atas pintu.

Aku langsung saja merebut kesempatan pertama untuk menaiki kursi, dan karena besarnya lubang angin maka seluruh isi kamar mandi jadi terlihat. Mbak Asni tampak mulai mengangkat ujung dasternya ke atas hingga melampaui kepalanya. Tubuhnya tinggal terbalut celana dalam warna coklat dan BH, itupun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya.

Dadaku terasa mau pecah saking menahan napas. Luar biasa keindahan ciptaan Tuhan yang satu ini. Tetapi aku terkejut dengan caranya mandi, tanpa diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun cair, lalu tangannya meremasi kedua payudaranya dan berputar-putar di ujungnya. Batang kemaluanku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar.

Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Mbak Asni meneruskan permainannya ke bawah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging seperti orang kepedasan cabe. Tak sadar tanganku ikut memijiti batang kemaluanku sendiri. Sayang kedua asistenkupun minta giliran jatah tontonan gratis yang aduhai. Merekapun jadi seperti terkena tegangan tinggi, celana kombornya tak mampu menyembunyikan batang yang mencuat kencang.

“Ayo, Mass.., masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya tidak terkunci kok!”, tiba-tiba terdengar seruan lembut bernada ajakan. Tetapi terus terang kelembutan itu membuat kami hampir pingsan dan amat sangat mengejutkan. Kami serentak saling berpandangan kebingungan.

“Maaf yah Mbak.., kami tidak sengaja kurang ajar”.. Aku menjawab sambil mengambil inisiatif pelan-pelan memutar handel pintu kamar mandi yang memang benar tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, kami bertiga seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan. Mbak Asni tersenyum manis sekali dan tanpa canggung melambaikan tangannya agar kami lebih mendekatinya.

Wah tentu saja kami tak perlu mendengar suara ulangan lagi, serempak kami bertiga mengerubuti sang dewi. Dengan posisi duduk di atas bak mandi Mbak Asni menyuruh kami mandi dahulu agar bau keringat kami lenyap. Aku, Edo, dan Salim segera melepas semua pakaian masing-masing, dan seperti anak kecil berebutan mandi di bawah siraman shower.

Tanpa rasa malu kami bertiga telanjang bulat di hadapan Mbak Asni. Batang kemaluan kami sudah pada posisi maksimal, mengacung-acung keras minta perhatian. Mbak Asnipun kegelian melihat tingkah kami bertiga. Lalu Mbak Asni memandikan kami satu per satu. Batang kemaluanku yang terlihat paling besar, berdenyut-denyut kala tangan Mbak Asni mengelusinya dengan sabun.

Ah, nikmat sekali apalagi begitu tangannya bergerak maju mundur, segera kuraih gunung impianku yang telah nyata di depan hidung dan meremasinya sambil mulut kami saling berpagutan. Sementara Edo dan Salim tidak mau ketinggalan, mereka memang tim yang kompak. Tangan Edo menggerayangi selangkangan Mbak Asni yang nyaris tertutup seluruhnya oleh bulu ikal yang lebat.

Sedang Salim kebagian pekerjaan menjilati pantat Mbak Asni, kelihatan Mbak Asni keenakan sekali ketika ujung lidah Salim menjongkel-jongkel lubang anusnya. Tangan Mbak Asnipun dengan adil bergantian meremas dan mengocok batang kemaluan kami, yang tentu saja membuat kami semua mengerang kenikmatan.

Mungkin karena kurang leluasa dengan posisi berdiri, Mbak Asni mengajak kami bertiga segera menyudahi acara mandi bersama. Dan mengajak pindah lokasi ke kamar tidur. Salim yang anak keturunan Arab telentang di atas kasur, batangnya yang sangat panjang menegang ke atas persis seperti orang punya ekor.

Mbak Asni tanpa ragu-ragu segera mengangkanginya dan menyodorkan vaginanya. Salim kegirangan segera menjilatinya dengan rakus sampai berbunyi cipak-cipuk. Mbak Asnipun keenakan sambil menyosor-nyosorkan vaginanya ke mulut Salim agar lidah Salim lebih masuk ke dalamnya.

Tanpak Salim semakin gigih menyedoti cairan vagina Mbak Asni. Sedang Edo yang tak tahan menunggu lalu menyodorkan batangnya yang bulat hitam ke mulut Mbak Asni. Mulut Mbak Asni tampak menganga menyambut kehadirannya. Lidahnya berputar-putar mengulum batang Edo, lalu memainkannya maju mundur.

Terang saja Edo melenguh-lenguh merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku tak habis berpikir menyaksikan istri seorang pejabat terhormat dengan ganas mengerang-erang menikmati pelayanan kami. Barangkali suaminya memang sudah tua atau impoten, hingga tidak menyia-nyiakan kehadiran kami. Padahal menurutku Mbak Asni cantik sekali, hidungnya mancung, bibirnya agak tebal, sensual sekali.

Dan badannya padat berisi apalagi kala kuremas-remas payudaranya jelas seperti gadis perawan. Membuatku gemas sekali menyedoti ujung puting susunya. Lidahku mengais-ngais agak ngawur ke sana ke sini. Tapi semakin ngawur semakin membuat Mbak Asni bersemangat mengocok batang Edo dengan mulutnya. Dan akhirnya Edo tampak kewalahan menahan permainan Mbak Asni.

Tangannya mencengkeram kepala Mbak Asni sambil mendorong ke arah selangkangannya. Hingga batangnya habis tertelan mulut Mbak Asni, lalu “Cret.., cret.., crett”, Batang Edo menyemburkan maninya, Mbak Asnipun tidak merasa jijik atau bagaimana segera menelan habis mani Edo, sambil lidahnya terus menjilati ujung batang Edo. Karuan saja Edo kegelian dan terus memuntahkan “lahar” hingga loyo.

Aku segera membalik badan Mbak Asni lalu kedua kakinya buru-buru kuangkat ke atas. Vaginanya kelihatan terbuka kemerahan walau dirimbuni bulu yang sangat lebat. Lalu.., “Bless”, sekali tancap batangku amblas ke dalamnya. Karena batangku sudah berdenyut-denyut dari tadi maka seperti orang kesetanan aku mengayunkan pinggangku maju mundur.

Mata Mbak Asni membelalak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Dari liang kewanitaannya mengalir cairan lendir banyak sekali. Akibatnya goyanganku menimbulkan suara gaduh. Mbak Asni mengerang-erang kala aku menyemburkan air maniku.Banyak sekali keluarnya, maklum lagi bernapsu besar. Salim segera menggantikan posisiku, dan langsung memompa vagina Mbak Asni.

Aduh, tak terbayangkan kenikmatan yang dirasakan oleh Mbak Asni. Mukanya tampak bahagia sekali. Pinggulnya menghentak-hentak mengikuti gerakan Salim. Apalagi batang Salim yang sangat panjang membuat Mbak Asni kelojotan kala batang itu mengayun tandas ke dalam.

Sambil meremas keras sprei kasur, Mbak Asni kelihatan mencapai klimaks yang entah ke berapa. Sampai Salim pun menggelepar di atas perut Mbak Asni. 

SELINGKUH DENGAN ADIK IPAR YANG MASIH DUDUK DI BANGKU KULIAH

Image result for cewek seksi

SENTABET - Aku sudah menikah, berusia sekitar 30th dengan tinggi 175 dan berat 67kg. Namaku Robby. Aku memiliki adik ipar yang masih kuliah di salah satu universitas swasta top di jakarta. Namanya Novyanti. Ini adalah kisah perselingkuhanku dgn Novy.

Novy tingginya 160cm dgn berat 50kg, berambut panjang dgn warna kulit putih. Payudaranya 34B, tidak besar, tetapi sekel. Dan selangkangannya berdaging dengan bau vagina yang sangat aku sukai. Cerita dewasa ini adalah pengalaman pribadi, tetapi nama, situasi dan tempat sudah diubah untuk melindungi para pelakunya.

Suatu saat, aku sedang sendirian di Jakarta karena istriku sedang keluar kota. Aku mengajak Novy si adik ipar berlibur ke sebuah resort di dekat Anyer. Tempat yang indah. Seolah kita sedang berbulan madu. Setelah check-in aku mengajak Novy masuk ke kamar yang indah dan menghadap ke arah pantai. Koper aku letakkan dan kupeluk Novy dengan mesra. Novy menatapku dengan tersenyum. Dan kucium bibir tipis Novy.

Novy membalas dengan lembut dan setelah beberapa saat, ciumannya menjadi ganas. Seolah ingin menelan bibirku. Kumainkan lidahku masuk ke dalam mulut Novy dan napasnya mulai memburu. Kemudian kucium lehernya mulai dari bawah telinga turun ke pundak. Novy merasa geli dan mendorong wajahku menjauh. Kemudian kupeluk dia erat2 dan kurasakan payudara Novy menempel di dadaku. Novy si adik ipar menempelkan payudarany dan selangkangannya padaku.

Pelan2 kuangkat kaos yang dipakainya dan kusisipkan tanganku ke pinggang dan pundak Novy. Kuelus2 punggungnya dan Novy bergumam keenakan. Tanganku terus bergerak naik ke atas ke arah pengait BHnya. Kaitan BH kulepas dan Novy merasakan payudaranya terasa longgar.

Putting payudaranya mulai membesar merasakan terbebasnya BH dari tubuhnya. Dalam keadaan masih berbaju lengkap hanya saja kaitan BH terlepas, tanganku mulai bergerilya ke arah payudara Novy. Kucecup lagi bibirnya dan tanganku mulai menyenggol payudara dan sesekali melintas di atas putingnya. Setiap kali melintas, Novy mengeluarkan suara kaget dan lenguhan tanda sudah terangsang.

Novy si adik ipar merasakan vaginanya mulai lembab dan basah dan mulai diserap oleh celana dalamnya. Kuangkat kedua lengan Novy dan menarik seluruh kaos dan BHnya melewati kepala dan melemparkan pakaian tersebut ke atas ranjang besar di tengah ruangan. Novy memandang wajahku dengan mata nanar tanda nafsu mulai menguasai dirinya. Mulutku langsung mencari puting susunya yang sdh membesar.

Areola Novy sdh melebar melebihi normal. Pertama kukecup lembut di seputar putingnya memberikan sensasi menggoda. Novy mendesah ‘iiihh.. gak boleh. Sudah ah!’ tetapi ia tdk menghindar, bahkan terkesan menyodorkan putingnya ke mulutku. Dengan lembut dan lincah, kujilat puncak puting payudara Novy sebelah kanan dan Novy mendesah ‘aaa…hhh’. Kemudian beralih ke puting kirinya sambil tangan kiriku mengelus payudara kanan Novy.

Tubuhnya yang sudah setengah telanjang, menggelinjang2. Kubuka kaosku dan sekarang sama2 bertelanjang dada. Kuangkat kedua lengan Novy dan kuletakkan di pundakku sementara aku memeluk dan mengusap2 punggungnya. Kedua dada kami bersentuhan dan memberikan loncatan2 listrik. Areola Novy si adik ipar semakin membengkak dan seolah menelan putingnya. Yang keluar dari mulutnya hanyalah desahan tidak beraturan.

Ia merasakan celana dalamnya bagaikan tercelup air karena derasnya cairan vagina Novy mengalir keluar. Novy merasakan cairan vaginanya mengalir dari lubang kenikmatannya dan berjalan sepanjang bibir mulut vagina. Spot di celana dalamnya mulai muncul dan membesar. Novy menutup mata dan membiarkanku merangsangnya habis2an.

Kancing celana pendek putih Novy mulai kubuka pelan-pelan. Ketika aku terlalu lama membukanya, Novy dengan tidak sabar membuka seluruh kancing celananya. Terlihatlah celana dalam katun warna merahnya. Tanganku masuk dan mengusap2 pantat dan pelan2 menurunkan celana putihnya ke bawah dan kubiarkan jatuh ke lantai. Celana dalam Novy terlihat basah dari bagian bawah hingga depan pertanda cairan cintanya sdh meluap bagaikan keran bocor.

Celana dalamnya lengket dengan gundukan bibir kemaluan Novy dan menampilkan lekukan bibir mayoranya. Novy merasa lubang kenikmatannya menjadi lebih rileks dan membengkak. Kubuka seluruh celanaku dan aku berdiri telanjang di depan Novy. Ia melihat penisku yang berdiri tegak dengan penuh nafsu. Aku ambil tangan Novy dan menuntunnya ke penisku. Ia mulai memegang dan memainkan penisku dengan lembut.

Kemudian, aku mulai mencium dan sesekali menjilat perut Novy si adik ipar dan pelan2 mulai jongkok hingga mulutku berada pada ketinggian gundukan cinta Novy. Bau kewanitaan Novy serasa memenuhi ruangan hotel. Bau yang sungguh merangsang dan membuat kamar seperti penuh dengan listrik nafsu seks. Di tengah gundukan selangkangan Novy, aku mulai mencium lembut mengelilingi gundukan tersebut.

Novy merem melek dan kedua tangannya memegang kepalaku. Jari2nya masuk ke rambutku dan sesekali menariknya. Gundukan selangkangannya semakin basah oleh lendir kenikmatan dan jilatanku. Novy mulai mengangkat satu kakinya agar selangkangannya menjadi lebih terbuka. Ia mulai merasa gamang dan ingin duduk.

Tetapi aku memaksanya tetap berdiri dan mulai menurunkan celana dalamnya. Terlihatlah gundukan putih dengan rambut kemaluan yang halus tetapi menutupi bagian bawah bibir mayora hingga sedikit di ujung gundukan cintanya. Aroma vagina yang terangsang sudah sedemikian kuat dan aku harus menahan diri utk tdk langsung meniduri Novy.

Aku ingin memberikan yang terbaik yang belum pernah Novy alami sebelumnya. Kemudian aku tuntun Novy si adik ipar ke arah ranjang dan menelungkupkannya dalam keadaan telanjang bulat. Aku mengambil madu asli yang sudah aku persiapkan seblumnya dan kuoleskan ke punggung hingga pantatnya. Dengan lidahku, aku mulai menjilat madu tersebut dan membuat Novy melenguh keenakan.

Jilatan2 dan kecupan2 lembut sepanjang tubuh Novy membuatnya sangat terangsang dan mulai bernapas ngos2an. Kakinya mulai digerakkan dan paha dibuka dengan harapan aku akan mulai menyetubuhinya. Sesekali aku sentuh lubang kenikmatannya dan dia berteriak kaget bercampur penuh harap. Tapi aku masih menahan diri dan membuat Novy makin blingsatan.

Kemudian kusuruh dia balik badan dan kulihat gundukan selangkangannya. Gundukannya sungguh besar dan terlihat memerah berkilat tanda basah kuyup. Aku mulai menjilat seluruh tubuh Novy. Pahanya mulai dibuka lebar2 dan diangkat ke atas menunjukkan lubang kelaminnya yang kemerahan dipenuhi cairan kenikmatan. Aku bergeser di atas tubuhnya dengan sengaja menempelkan penisku yang berdiri tegak.

Aku cium bibir Novy sambil sesekali penisku menyentuh selangkangannya. Novy memegang pinggulku dan berusaha menekan pantatku agar penisku bisa masuk ke memiawnya. Tapi, meski kukulum mulut dan dadaku kugesekkan ke payudaranya, penisku tetap tidak kumasukan. Sesekali kepala penisku yang sdh memerah tua dan berkilat kutempelkan ke bibir memiawnya.

Novy memohon dengan sangat, ‘beib, masukkan donk.. Aku sdh ga tahan nih.. iiihhh.. ayo masukin..diitung sampai tiga kalau ga mau masuk, ga usah lho..’ sambil mendesah2. Kubiarkan kepala penisku bergeser membuka bibir memiawnya hingga masuk bagian kepalanya saja dan Novy si adik ipar berteriak kecil. Tapi kemudian kutahan lagi. Kepala penisku sdh dipenuhi cairan lendir Novy. Kemudian aku turun ke selangkangannya dan mulai menjilat klitoris dan membuka bibir memiaw Novy dng lidah.

Setiap sapuan lidahku membuat Novy kelojotan dan akhirnya aku memasukkan lidahku ke permukaan lubang vagina Novy. Kusedot, jilat, cium dengan ganas, dan seluruh tubuh Novy mulai menegang dan akhirnya berteriak keras sekali mencapai orgasme. ‘Beib! Beib! Aduh enak pisan!! Sayang.. Aku sayang ma kamu.. Enak beib… AAAHAHHAHHHH’ dan keluarlah cairan kenikmatannya membasahi ranjang dan mulutku.

Novy terus menekan kepalaku ke selangkangannya sambil menahan napas, memburu, ‘AAAA…HH!’ Setelah beberapa detik, tubuh Novy mulai rileks kembali. Aku tidak berhenti tetapi justru meneruskan jilatan2 ku sepanjang bibir mayoranya. Klitorisnya sdh kemerahan dan bengkak dan sangat2 sensitif.

Aku mulai menjilat dan menyedot klitorisnya dengan hati2 agar Novy tdk merasa kesakitan. Dalam waktu beberapa saat, Novy mulai ON lagi. Napasnya mulai memburu dan kakinya digerak2an keluar. Pantatnya diangkat agar lidahku bisa makin memainkannya. Aku berhenti sejenak dan melihat puting susu Novy membesar dan mengeras berwarna merah muda.

Sekarang kedua paha Novy aku angkat dan pelan2 penisku mulai kutempelkan ke selangkangan Novy si adik ipar. Kepala penisku mulai membelah bibir memiawnya dan mengarah langsung ke lubang kenikmatannya. Novy mendesah pasrah ketika penisku mulai memasuki lubang vaginanya. Betapa nikmatnya memasuki lubang yang basah kuyup oleh lendir cintanya.

Aku memasukkan dengan mudah sampai setengah penis dan Novy mulai mendengus. Dengan cepat aku memasukkan penisku masuk ke dalam vagina Novy and ia menjerit kecil. AAH! Akhirnya kita bersatu menjadi satu tubuh. memiaw Novy makin becek dan keliatan cairan yang berwarna agak putih. Terdengar bunyi srep srep srep dan cek cek cek. Novy menutup mata dan merasakan rangsangan dan kenikmatan yg luar biasa.

Baru kali ini, ia memberikan tubuh dan hatinya seutuhnya dalam permainan cinta ini. Sambil memompa vaginanya dengan kekuatan penuh, aku mencumbu bibir tipisnya. Tetapi lama2 ia tidak bisa bercumbu dan menghindar dari ciumanku karena yg keluar hanyalah AH AH AH… Novy menutup matanya dan berkonsentrasi pada sensasi vaginanya.

Aku mengangkat kedua kakinya ke atas pundakku dan membuatnya merasakan seluruh penisku di dalam vaginanya. Aku semakin dalam masuk dan Novy makin kehilangan kontrol. Ia mendadak berteriak2, ‘SAYANG! AAAA AHHHH!’ dan kali ini mengalami orgasme yang lebih hebat dari sebelumnya.

Seluruh vaginanya mengejang dan memeras penisku di dalamnya. Kepalanya terangkat dan matanya melihat mataku dengan penuh nafsu membara… Sungguh pemandangan yang indah. Novy yang cantik dan polos dengan tubuh agak semoknya, tetapi sangat berbau seks, berada di bawah tubuhku dan penisku sedang menikmati setiap relung liang sanggamanya.

Akhirnya aku biarkan penisku mengeras sekeras kayu dan bisa kurasakan membesar 120% dan akhirnya aku merasakan seluruh tubuhku menegang degn buah zakarku menjadi bergetar dan tanpa bisa kutahan kusemprotkan spermaku ke dalam rahim Novy dengan deras. Novy si adik ipar merasakan siraman spermaku dan mengalami kenikmatan lagi.

Novy meracau, ‘beib.. aku pengin punya anak dari kamu.. Beib terus… AAAHHH!’ Dan setelah orgasmeku yng luar biasa di dalam rahim Novy, kita berdua istirahat dan keadaan penisku di dalam vaginanya. Pelan2 dari liangnya keluar cairan spermaku dan lendir cinta Novy membasahi ranjang hotel. Kukecup pelan puting Novy dan aku rebah di atas tubuhnya. Setelah penisku mengecil dan keluar dgn sendirinya dari vagina Novy, aku menarik Novy ke kamar mandi.

Permainan belum berakhir. ‘Sekarang kita mandi sama yuk.’ Kemudian kita berdua berdiri telanjang di bawah shower. Setelah distel air hangat yang mengucur keluar, aku mulai membasahi seluruh badan telanjang Novy. Dengan sabun di tangan, aku mulai menyabuni tubuh indahnya. Dari atas, turun ke payudaranya dan aku mulai mengusap2 kembali payudara dan putingnya.

Novy memprotes,’Iihhh.. sudah deh…’ ‘Kenapa? Gak mau? Bener nih sdh cukup? Nanti kita stop lho…’ ‘hmmm.. iya’.. tetapi aku tetap meremas dan mengelus2 puncak payudaranya. Novy si adik ipar berusaha menghindar dan aku meneruskan menyabuninya ke bawah. Di bagian selangkangan, cairan lendirnya masih mengalir membasahi permukaan vaginanya. Aku mulai menyabuni dan bermain di klitorisnya. ‘Aaahhh.. sdh deh…’ sambil merem melek.

Ketika mulutnya terbuka, langsung aku kecup dia. Melihat Novy begitu bernafsu, aku mulai terangsang lagi dan penisku mulai mengeras kembali. Kali ini, aku menyuruh Novy berbalik dan di bawah pancuran shower satu tanganku mengusap dadanya dan satu lagi memegangi dan memelintir klitorsnya. Novy mengejang dan aku suruh dia agak merunduk.

Kubuka pantatnya dan terlihat lubang anus dan vaginanya. Aku memasukkan jariku ke vaginanya yg masih licin. Seluruh jariku kumasukkan. Satu jari, dua jari dan kutemukan G-spotnya dan mulai memijatnya. Novy mendongak sambil mengerang2. Kedua tanganya menempel ke kaca shower box.

Kumasukkan penisku ke dalam vagina Novy dari belakang dan Novy menjerit gembira. Mulailah kupompa dari belakang sambil kedua tangan tetap memegang puting dan klitorisnya. Novy berteriak2 ‘aaaaahhhhhh…. ahaaaaaaahhhhhh….. aaaahhhh…’ seluruh tubuh mengejang dan sekali lagi Novy berteriak’Beib.. aku sayang ka….aaaaahhh!!!’ dan Novy menggerinjal2 tubuhnya dan bergetar seperti orang ayan. Penisku masih tegak berdiri dan aku beristirahat sejenak.

Kemudian aku mulai memompanya dan setelah Novy hampir mencapai orgasme, aku cabut penisku dan duduk di ats closet. Aku menarik Novy dan mendudukkannya di atas penisku. Novy tdk sabar dan menuntun penisku diarahkan ke lubang memiawnya. Novy menduduki penisku sambil menghadap diriku dan mulailah dia berganti memompa diriku.

Lama2 aku tdk bisa menahan lagi dan aku bersuara ‘Sayang, aku sdh hampir keluar.. aku semprot lagi ya…’ Novy mendengus ‘hhhhhhh…’ Akhirnya penisku menyemprot ke dalam vagina Novy si adik ipar bersamaan dengan dia menjerit kencang ‘AAAAAAHHHHH!!!’ dan cairan spermaku masuk ke relung2 rahim Novy . Kemudian Novy tetap duduk di pangkuanku dan memelukku sambil mencium bibirku…

‘Aku suka banget… Semoga bisa tiap ari kayak gini..’ Penisku keluar dr vaginanya dan cairan kenikmatan yg sdh bercampur sperma mulai mengalir keluar membasahi pahanya. Setelah beberapa saat istirahat, kita meneruskan mandi dan berbaring tidur di ranjang berpelukan selama setengah jam dalam keadaan bugil.

Sore itu, kami jalan2 sepanjang pantai depan hotel. Ketika malam tiba, kami makan candle light dinner di restoran hotel tsb. Stl makan, sambil bergandengan tangan kami menyusuri pantai mendengar deburan ombak. Pantai tdk banyak orang lalu lalang. Semakin jauh kami melangkah dan tdk seorangpun yg tampak.

Di belakang cahaya terlihat samar2. Kami berpelukan dgn Novy menyandarkan dirinya padaku. Kemudian pada bagian yg agak menjorok ke dalam dgn satu sisi ada batu, kami duduk. Aku memeluk Novy dan mulai mencium bibirnya lagi. ‘Sudah ah..’ sambil tersenyum Novy menghindar. Tetapi ketika tanganku mulai menyentuh payudaranya, Novy membiarkan saja.

Kemudian tanganku mengusap2 paha Novy dan menuju ke selangkangan. ‘Nanti ketauhan orang loh..’ ‘Gak pa2. Sepi kok. Lebih seru kan.. di udara terbuka. Kamu belum pernah kan?’ Aku mulai mengarahkan ke selangkangan Novy. Kemudian aku membuka paha Novy dan mulai mencium dan menjilat2 pahanya hingga ke selangkangan.

Kemudian aku mulai mendorong Novy berbaring dan mencumbunya. ‘Jangan di sini..’ ‘sstt.. jangan ribut. Nanti ketahuan.’ Tanganku mulai memainkan susu Novy dari luar kaosnya. Kuangkat kaosnya dan terlihat behanya. Beha yang menutupi payudara kenyalnya kuangkat dan langsung kujilat puting susunya.

Novy mendesah. Tanganku kemudian ke leher Novy dan melepaskan ikatan beha bikininya. Seketka itu juga, Novy merasa bebas. Payudaranya tdk ada yg menopang. Dengan sekali tarik aku melepas behanya dan melepaskan kaosnya. Novy berusaha menutupi kedua susunya dgn kedua tangan. Langsung aku lepaskan kancing celana hot pants nya dan menarik ke arah kaki. Novy berusaha mempertahankan, tp itu berarti ia melepaskan pegangan payudaranya.

Mulutku segera menyosor kedua puting bergantian dan Novy langsung melenguh. ‘Nanti ketahuan lho.. di kamar aja’ Tapi ketegangan ini menyebabkan Novy sangat terangsang. Celana dalam bikininya terasa basah oleh lendir yang mulai muncul lagi. Dgn cepat hot pants dan celana dalamnya aku tarik hingga lepas dari pahanya.

Novy bugil telentang di atas hamparan pasir sambil menatap wajahku dgn nanar. Aku segera membuka celanaku semua hingga bugil dan membuka paha Novy lebar2. terlihat di cahaya bulan yg temaram liang vagina Novy berkilat oleh cairan. Penisku yang sdh tdk sabar dan berdiri tegak mulai mendekat ke lobang Novy.

Aku langsung mencium bibir Novy dan kepala penisku mulai membelah bibir vaginanya. Begitu ketemu lubang kenikmatannya, aku langsung memasukkan dgn cepat dan Novy berteriak etapi tertahan oleh mulutku yg french kiss dia. Kembali aku dan Novy menjadi satu tubuh. Kita menikmati persetubuhan ini dan merasakan jantung kita menjadi satu.

Penisku bersarang di liang sanggama Novy dan gua kenikmatannya bagaikan banjir bandang dgn mengharapkan persatuan dalam cinta dan seksual. Novy mulai ngos2an dan aku memompa vaginanya makin lama makin cepat. Kemudian seluruh tubuh Novy menegang dan napasnya tdk beraturan. Kadng berhenti kadang napas cepat lagi. Novy merasakan puncak kenikmatan tinggal sebentar lagi, ia menutup mata dan mencengkeram tubuhku dan mencakarku.

Kedua kakinya menjepit paha dan kakiku dan berusaha menekan makin masuk seolah ingin menelan seluruh diriku masuk ke dalam rahimnya. Dan mendadak, Novy berteriak2 karena orgasme yang panjang bagaikan gelombang menghantam Novy mulai dari vaginanya, naik ke rahimnya, perut, payudara, tangan dan kaki dan Novy menancapkan kukunya ke punggungku dan akhirnya mendesis seolah kesakitan dan melotot…

’hhhhhhhhhh…..’ otot2 vaginanya terasa mengeras dan menaham penisku di dalamnya dgn cairan yg luar biasa banyak. Setelah beberapa saat, Novy tenang kembali dan melepaskan jepitan vagina dan pahanya. Penisku masih tegak berdiri dgn bangga di dalam saluran sanggama Novy. Kulepaskan penisku dgn cepat, dan Novy merasa geli ,’aaahh’ Aku langsung gantian berbaring dan menarik Novy ke arahku.

Aku suruh Novy berbalik arah membelakangi diriku dan kududukan dia di atas penisku. Penisku segera masuk dgn mudah dan Novy berjongkok dgn memunggungiku. Aku menarik Novy mendekat, satu tanganku memainkan payudaranya, satu lagi memainkan klitorisnya. Novy menahan tubuhnya dgn kedua tangannya. Kemudian kita mulai lagi irama seksual cinta kita. Kali ini Novy yg memegang kendali naik turunnya memiawnya ke penisku.

Tetapi kedua tanganku tetap memainkan klitoris dan dan puting susunya. Novy dgn cepat mencapai orgasme lagi. ‘aaaaaaaaahahhahhhhhh….. say …say … say…. hhhhhh…. iiihihhhh sdh ah!!’ cairannya merembes keluar membasahi seluruh selangkanganku. Tetapi aku bilang, ‘bentar lagi, sayang aku sdh hampir keluar…’ dan kedua tubuh kita bagaikan irama keluar masuk penis dalam memiawnya.

Tdk lama kemudian, Novy merasakan orgasme akan dtg lagi dan aku juga merasa penisku mengeras 150% pertanda beberapa detik lagi aku akan orgasme. ‘bentar lagi, beb.. AAAAHHH!’ dan dari penisku muncratlah sperma yg banyak dan Novy berteriak krn orgasme pd saat yg bersamaan… Aku masih memompa dgn penis yg sdh menunaikan tugasnya dan Novy berusaha mengambil sisa2 kekerasan penisku di dalam mekinya.

Akhirnya kita selesai dan segera beres2 utk kembali ke hotel. Novy tdk memakai bh dan celana dalamnya. Ia memakai kaos dan hot pants nya. Dan cairan kenikmatannya menetes membasahi pahanya. Dari kaos terlihat tonjolan puting Novy yg menantang.

Ketika di hotel, beberapa org memperhatikan kita dan Novy si adik ipar sengaja berjalan dgn seksi. Begitu masuk kamar, Novy langsung bugil dan melepaskan semua bajuku. Kita berdua bugil dan Novy langsung menjilat penisku memasukkan ke mulutnya sehingga berdiri lagi.

Aku sdh cape ttp tetap bisa berdiri lagi. Novy berkata, ‘ini barang kesukaanku. Aku mau tiap hari kayak gini. Aku milikmu beib. Kapanpun kamu mau ml, aku pasti mau…’ Itulah kisah pengalaman kita selama liburan 3 hari di mana setiap harinya Novy mengalami orgasme hampir 10x dan kecanduan penisku.

Di usianya yang baru 21 tahun, Novy dan aku berusaha mencari waktu utk bersanggama sesering mungkin.

KETIKA ISTRI TETANGGAKU LEBIH BUTUH BELAIAN KASIH SAYANG DARIPADA KEKERASAN

Image result for cewek seksi
SENTABET - Meskipun tinggal di Jakarta dan digaji besar, aku lebih suka tinggal di perkampungan. Kosku berada di wilayah Jakarta Selatan dekat perbatasan Tangerang. Lokasinya yang nyaman dan tenang, jau dari hiruk pikuk kota, membuatku betah tinggal lama disini sejak tahun 2009.

Sudah 7 tahun lebih aku belum pernah pindah. Tetangga-tetangga pun heran mengapa aku betah tinggal disitu padahal bu kostku terkenal orangnya kolot dan masih memegang tradisi lama. Orangnyapun alim dan tidak suka anak kostnya berbuat macam-macam dan kalau ketahuan sudah pasti diusir dari rumah kostnya.

Rumah kostku 2 lantai yang disewakan hanya 5 kamar dengan ukuran sedang dan kostnya baik untuk putra maupun putri, yang masih single maupun yang sudah berkeluarga. Kamar mandi untuk anak kost disedakan ada 2 didalam rumah satu dan yang diluar juga ada. Ibu koskupun tinggal disitu cuman tinggal di kamar sebelah dalam bersama anak semata wayangnya Mas Rano.

Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2015, Rumah kost hanya terisi dua satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Tarno berasal dari Yogyakarta. Mas Tarno umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Nita seumuran denganku. Nita orangnya manis putih tinggi sekitar 165 cm ukuran payudara sekitar 34-an. Mereka sudah dikaruniai satu orang anak masih berumur 2 tahun bernama Rara.

Mas Tarno orangnya penggangguran. Jadi untuk keperluan, Nita-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket terkenal (supermarket ini sering dikenai sanksi oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha lho!!!….hayo tebak siapa bisa..hahahaha….) sebagai SPG sebuah produk susu untuk balita.

Karena keperluannya yang begitu banyak, Nita (menurut pengakuannya) sampai meminta pihak manajemen untuk bisa bekerja 2 shift. Tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Nita mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok. Padahal jerih payah Nita seharusnya untuk beli susu buat Rara putrinya.

Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Nita dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya. Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu. Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Nita senangnya bukan main mendengarnya.

Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pada malam itu, aku ngobrol dengan Nita dikamarnya sambil nonton TV. Si Rara muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu-cucunya. “Sekarang sepi ya, Nit….nggak ada Mas Tarno.” kataku “Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada.” Keluh Nita kepadaku. “Emangnya Kenapa?” tannyaku.

“Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar khan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku khan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!!” Dia jawab dengan marah-marah.

“Sabar ya…” Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo’. “Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran.” Keluhnya.

“Udah…jangan berandai-andai….biarkan hidup mengalir saja.” Jawabku sekenanya. “Mas, ….. Tiba-tiba Nita yang butuh belaian duduk disebelahku mengapit tangganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut. Aku tahu Nita butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya.

Sayang sekali Wanita semanis Nita yang butuh belaian disia-siakan oleh laki-laki. Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap wanita. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Nita apalagi ibu kostku menjengguk keluarganya di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall.

Yuhuyyy…akhirnya kesempatan itu tiba!!! Kutoleh Nita yang saat itu sedang memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Nita yang montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis itu. Nita memeluk tubuhku erat erat, Nita yang butuh belaian sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara bibirku.

Tanganku asyik meremas susu Nita yang tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Nita yang butuh belaian memejamkan matanya karena geli. Dengan sigap aku menarik daster Nita, dan seperti biasanya Nita sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya itu ternyata Nita memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku.

Tubuh Nita yang butuh belaian benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah nonok yang tak berambut mencembung. “Eh gimana kalo si Rara bangun?” tanyaku. “Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM.” Jawabnya dengan gaya yang manja. Benar-benar persiapan yang sempurna.

Ketika kubentangkan bibir nonoknya, itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku, Nita yang butuh belaian langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga penisku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas. Ketika kudekatkan penisku ke wajah Nita, dengan sigap pula Nita menggenggamnya dan kemudian mengulumnya.

Kulihat bibir Nita yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya, Nita yang butuh belaian sepertinya sengaja memamerkan kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali kali melirik kearahku.

Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis Nita ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Nita yang sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Nita melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya.

Setelah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Nita merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, mulai dari pelirku, terus naik keatas sampai keNitang kencingku semuanya dijilatinya, bahkan Nita dengan telaten menjilati Nitang duburku yang membuat aku benar benar blingsatan.

Aku hanya dapat meremas remas susu Nita serta merojok nonoknya dengan jariku. Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Nita ini, kusuruh dia berhenti tetapi Nita tak memperdulikanku malahan ia makin lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat itu.

Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut Nita dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas. Ketika Nita merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik kearahku.

Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Nita. Nita langsung berbaring disampingku dan berbisik “Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang memuaskan Mas !” Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu.

Dengan tubuh telanjang bulat Nita mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Nita benar benar nyaman, apalagi ketika tangannya mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng itu, tanpa dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku masih bergelora.

Aku juga makin bernafsu melihat susu Nita yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba nonoknya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Nita juga masih bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem . Melihat penisku yang sudah tegak itu, Nita langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku diantara bibir nonoknya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya sehingga akhirnya penisku habis ditelan nonoknya itu.

Setelah penisku habis ditelan nonoknya, Nita bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Nita.

Setiap kali Nita menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu. Putaran pantat Nita membuktikan kalau Nita memang jago bersetubuh, penisku rasanya seperti diremas remas sambil sekaligus dihisap hisap oleh dinding nonok Nita yang butuh belaian .

Hebatnya nonok Nita sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Nita sama sekali tak terangsang oleh permainan ini. Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa Nita yang butuh belaian juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah, serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu.

Aku makin lama makin tak tahan dengan gerakan Nita itu, kudorong ia kesamping sehingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan nonoknya. Begitu posisiku sudah diatas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam dalamnya memasuki nonok Nita.

Nita menggigit bibirnya sambil memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku berhasil masuk kebagian yang paling dalam dari nonok Nita. Rojokanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku, sementara Nita sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku.

Mulutku menciumi susu Nita yang butuh belaian dan menghisap pentilnya yang kaku itu, ketika Nita memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Nita makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat itulah tanpa permisi lagi kurasakan nonok Nita mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku.

Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa nonoknya, Nita dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari nonoknya sementara pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya.

Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Nita menanyaiku apakah aku sudah keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Nita menyuruhku mencabut penisku. Ketika penisku kucabut, Nita langsung menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih. Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang penisnya.

Nita sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah pelirku. Ketika Nita yang butuh belaian melihat penisku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku, tetapi kali ini Nita yang menuntun penisku bukannya keNitang nonoknya melainkan keNitang duburnya yang sempit itu.

Aku menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya Nitang dubur Nita, ketika penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Nita menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku pelan pelan sekali. Kurasakan betapa ketatnya dinding dubur Nita menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku.

Benar benar rasa nikmat yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan penisku, aku menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap. Nita menggigit pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan permainanku.

Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri dinding dubur Nita itu, dasar sudah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Nita juga mencengkeram pundakku. Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak.

Tanpa tenaga lagi aku terguling disamping tubuh Nita, kulihat penisku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Nita langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan dibersihkannya penisku itu, aku tahu kali ini dia tak mau membersihkannya dengan lidah karena mungkin dia kuatir kalau ada kotorannya yang melekat.

Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang lelah, pijatan Nita benar benar enak, sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan pantatku. Aku benar benar puas menghadapi perempuan satu ini. Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Nita terus memijit tubuhku.

Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Nita masih saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Nita yang sintal itu, tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Nitapun mulai meremas remas penisku yang tegang itu. “Yuk kita ke kamar mandi” ajakku “Sapa takut…..”

Aku menarik tangan Nita keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. ” Nit…kamu seksi banget..” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum. Nita membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi.

Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Nita mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menjelang pagi. Nita mengusap biji pelirku.

Kunaikan tubuh Nita ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Kumasukan dua jari tanganku ke dalam liangnya, dan ia menjerit tertahan.

Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya.

Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumha tetangga. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati liangnya. ” Ahhh… ahhh…. Mas… Arghhhh.. uhhh…. Maaasss….” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2.

Dan jari-jariku makin mengocok liangnya. Semenit kemudian, Nita benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat. Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak benar.

Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Nita melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah.

Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku. Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar.

Nita tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh…gitu Mas..gigit seperti itu…aghhh…” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Nita makin terangsang.

Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit… Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Nita merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

” Ah Maass…Ehmm… Arghh…Arghhh…Ohhhhh uhhhhhh…” Nita orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap toilet.

Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Nita tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan.

Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. Penisku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin terasa licin.

Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Nita naik turun sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat.

Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya. “Nita..aku juga mau keluar nih….” ” oh tahan dulu…kasih aku….penismu….tahan!!!! “Nita langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok penisku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.

” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Nita menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Nita berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan rakus.

Setelah Nita menjilat bersih penisku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu kamar mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

Setelah kejadian itu aku sama Nita semakin gila-gilaan dalam bermain seks sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya tentunya aku hanya bisa melakukannya di malam hari.

MENUNGGU WAKTU YANG TEPAT UNTUK MENGULANGI HUBUNGAN SEX DENGAN IBUKU

Image result for cewek seksi
LIGA108 - Namaku Ronald. Aku berusia 19 tahun. Saat ini aku bersekolah di sebuah sekolah swasta yang sangat terkenal di kota Surabaya ini. Saat ini aku tinggal bersama dengan ibuku. Kedua orang tuaku bercerai saat aku masih kecil. Sejak saat itu, aku tinggal berdua dengan ibuku.

Ibuku adalah seorang yang memiliki jabatan strategis di sebuah perusahaan importir, dengan demikian kami tidak pernah kesulitan secara finansial. Ibuku sering kali ditugaskan keluar kota, oleh sebab itu aku sering pula ditinggal sendiri di rumah. Kami sudah lama tidak menggunakan jasa pembantu karena aku telah dianggap cukup dewasa untuk mandiri.

Ibuku adalah seorang yang sangat cantik. Saat ini dia berusia 41 tahun. Walaupun demikian, dia terlihat masih lebih muda daripada umur sebenarnya. Badannya langsing dan berbodi indah. Rambutnya yang sebahu terkadang membuat diriku sendiri terpesona.

Kulitnya berwarna terang dan bersih dari noda kulit. Tinggi badannya antara 160 – 165 cm, sedangkan berat badannya tidak lebih dari 45 kg. Ibuku memakai bra berukuran 34 B. Kemaluannya dihiasi oleh bulu-bulu yang membuat aku selalu terangsang saat aku mengintipnya baik saat mandi maupun saat ganti baju di kamar ( promosi gan ).

Aku sangat mencintai ibuku. Setiap hari aku membayangkan bagaimana rasanya jika aku melakukan hubungan sex dengan ibuku. Aku memiliki kunci cadangan untuk seluruh penjuru rumah, oleh sebab itu aku selalu dapat dengan leluasa masuk ke dalam kamar tidur ibuku. Aku memasang kamera CCTV yang dihubungkan ke komputerku dalam kamar mandi dan kamar tidurnya.

Bila ibuku mandi atau berganti baju, maka aku akan menontonnya dari komputer kamarku. Tubuh telanjang ibuku selalu menggodaku untuk melakukan masturbasi saat aku menontonnya. Bila ibuku sedang tidak ada di rumah atau sedang dinas ke luar kota, maka aku suka membuka lemari pakaiannya.

Saat itu aku akan memilih-milih pakaian dalam milik ibuku seperti bra, celana dalam atau gaun tidurnya. Aku sangat suka mencium-cium dan memakainya. Saat itu aku merasakan seolah-olah aku sedang melakukan hubungan sex dengan ibuku. Dari semua pakaian dalam itu, bikini pantai yang berwarna orange adalah favoritku.

Bikini itu sudah lama menjadi miliknya. Saat pertama kali aku melihat ibuku memakainya sewaktu aku masih kecil, aku sangat terpesona. Bikini itu terdiri atas bra dan celana dalam. Bra bikini itu dipakai dengan cara mengikatkan tali bra tersebut di belakang leher dan punggung, sedangkan celana dalam bikini itu dipakai dengan cara mengikat tali celana dalam tersebut di pinggul kiri dan kanan.

Aku sering kali memakai bikini itu saat ibuku tidak ada di rumah. Waktunya bisa sampai berhari-hari. Aku memakainya untuk setiap kegiatanku di rumah seperti makan, nonton TV, belajar, saat santai, baca buku, main game, masturbasi bahkan untuk tidur sampai keesokan harinya.

Kalau aku keluar rumah, aku tidak segan-segan memakainya di balik baju dan celana luarku. Aku sering memakai bikini tersebut sebagai pakaian dalam kemana saja baik itu ke mall atau plaza, rumah teman maupun ke sekolah. Ya, aku memakainya di balik seragam sekolahku. Bahan kain bajuku yang cukup tebal dapat menyembunyikan berkas tali braku yang kupakai di balik seragam sekolahku.

Aku selalu menganggap pakaian dalam ibuku yang kupakai sebagai bagian dari tubuhnya yang menempel padaku. Lama kelamaan, keinginanku untuk ber hubungan sex dengan ibuku semakin menjadi-jadi. Aku mulai menyusun siasat untuk mewujudkannya. Setelah mendapatkan cara, maka aku menunggu hari untuk mewujudkannya. Setelah ditunggu-tunggu, kesempatan itu datang.

Waktu itu, hari minggu sore. Setelah menonton adegan ibuku mandi dan memakai baju santainya, aku mengeluarkan obat tidur dengan reaksi yang cepat dan kuselipkan di kantong celana pendekku. Tak lama kemudian, terdengar ibuku memanggilku untuk makan bersama. Saat selesai makan, aku menawarkan diriku untuk membawakan ibuku segelas air minum.

Ibuku mengiayakan permintaanku ini, maka aku mengambil segelas air di dapur. Diam-diam air itu aku campur dengan bubuk obat tidur tadi. Setelah tercampur, aku membawakannya kepada ibuku dan dia langsung meminumnya sampai habis. Setelah itu, kami duduk-duduk di ruang keluarga sambil nonton televisi dan ngobrol.

Kurang lebih sepuluh menit, ibuku mengatakan kalau dia merasa sangat capek dan mengantuk. Aku sangat gembira mendengarnya, namun aku menyembunyikannya dengan baik. Ibuku kemudian masuk kamar dan tidur. Lima menit kemudian, aku menyusulnya masuk ke kamar. Aku melihat ibuku terbaring pulas. Mula-mula aku mencoba membangunkannya dengan menggoyangnya, bahkan memanggilnya, tetapi sepertinya obat tidur itu bekerja dengan baik.

Aku kemudian membuka lemari pakaian ibuku. Dari dalam aku mengambil bikini pantai yang biasanya aku pakai. Aku kemudian membuka seluruh pakaianku dan memakai bikini tersebut. Setelah itu, aku menghampiri ibuku. Mula-mula aku membelai-belai rambutnya yang indah. Sejenak kemudian aku mengecup dahinya, pipinya lalu bibirnya.

Kemudian aku menelantangkan tubuh ibuku. Aku membuka kaos dan celana pendek yang dipakainya. Tubuh ibuku yang sexy hanya terbalut bra putih setengah cup dan celana dalam satin putih berenda sexy terpampang di depanku. Aku kemudian mencium buah dadanya dan menghirup keharuman tubuhnya. Setelah itu, aku menarik sedikit cupnya, mengeluarkan putingnya dan menghisap serta menjilat-jilatnya.

Waktu itu tidak ada sedikitpun reaksi dari ibuku. Berulang-ulang aku menikmati buah dadanya dari yang sebelah kiri, ke kanan, ke kiri dan seterusnya sampai aku betul-betul puas. Remasan, gigitan, jilatan dan ciuman menghujani kedua buah dada ibuku itu. Aku kemudian membuka celana dalam yang dipakainya. Setelah terlepas, aku mencium celana dalam itu, lalu melemparkannya ke samping tempat tidur.

Aku membuka kedua belahan kakinya dan mulai menjilati liang kewanitaannya. Walaupun tertidur, rupanya tubuh ibuku memberikan reaksi terhadap apa yang aku lakukan. Cairan kewanitaannya mengalir dari liang itu dan segera saja dijilati olehku. Setelah beberapa saat menjilat-jilat kemaluan ibuku, aku tidak tahan lagi.

Segera saja aku menarik kedua tali pengikat celana dalam bikiniku sampai lepas dan memperlihatkan kemaluanku yang sejak tadi terus menegang. Setelah itu, aku mengarahkan kemaluanku dalam liang sanggama ibuku dan menusukkannya. Saat itu aku merasakan kalau liang sanggamanya masih sempit dan terasa sangat enak. Sejenak kemudian, aku menggerakkan pinggulku maju mundur menusuk-nusuk kemaluan ibuku.

Kenikmatan yang luar biasa terus menjalari diriku. Beberapa kali aku hampir ejakulasi, namun berhasil kutahan. Kedua tanganku terus menerus meremas-remas kedua buah dada ibuku saat aku menusuk-nusuk kemaluannya. Agak lama kemudian pertahananku jebol. Dengan teriakan nikmat yang tertahan, aku melepaskan spermaku ke dalam rahim ibuku sejadi-jadinya.

Untung saja hari itu bukan hari subur ibuku, sebab kalau tidak ibuku bisa hamil karena ulahku. Setelah itu, aku mencabut batang kejantananku dan mengelap kemaluan ibuku dengan celana dalam bikininya yang dipakai olehku tadi di bagian yang selalu bersentuhan dengan kemaluannya.

Aku memakaikan semua pakaian ibuku kembali seperti sedia kala. Saat itu ibuku tetap terlelap seolah-olah terbius dengan sempurna. Aku sendiri tidak memakai bajuku lagi, tetapi mengenakan kembali celana dalam bikini yang kulepas saat ber hubungan sex dengan ibuku. Aku kembali ke kamarku dan tidur dengan mengenakan bikini itu sampai pagi.

Keesokan harinya, saat kami bangun untuk sarapan, ibuku berkata bahwa tadi malam dia sangat capek dan tertidur lelap. Dia juga mengatakan bahwa beberapa bagian tubuhnya terasa pegal tanpa tahu sebabnya. Dalam hati aku menerka-nerka kalau itu adalah akibat dari hubungan sex kami atau bukan, tetapi ibuku hanya berkata kalau dia hendak mengambil cuti untuk istirahat sehari lagi.

Sepertinya ibuku memang betul-betul tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sejak saat itu, aku hanya sekali melakukan hubungan sex lagi dengan ibuku. Aku ingin mengulanginya kembali, tetapi aku harus menunggu waktu yang tepat. Mungkin dengan cara yang berlainan.

Sementara ini aku tetap menikmati tontonan telanjang ibuku dari kamar mandi dan kamar tidurnya serta memakai bikini pantai milik ibuku ini.

TANTE SUKA DENGAN AKSI NAKALKU YANG MENJAMAH TUBUH SEKSINYA

Image result for cewek seksi
SENTABET -  Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok.

Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani.

Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya. Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku.

Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti. “Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!” sapaku kepada tanteku. “Ambil saja, Ko!” balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk.

Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH. “Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!” seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya.

Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. “Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!” tawarku kepada tanteku. “Ya sudah, sana kamu ambil cepat!” ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja. “Ini Tante, minyak urutnya!” sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan.

Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut.

Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang. Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakal ku.

“Diko! kamu jangan nakal ya!” seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu.

“Ohh… oohh…” seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. “Jangan… Diko… jang…” tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku.

Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya. Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang.

Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 14 cm dengan diameter 3,5 cm.

Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat. “Ah… ah… ah… yak.. begitu… terus… terus…” erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku.

Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah. Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya.

“Ah… ahhh.. Diko, Tante mau keluuuaarrr…” Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, “Crettt… crett… cret…” mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku.

Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya. Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya.

Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. “Pelan-pelan ya, Diko!” lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku. Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya.

“Diko… akh…” jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak.

“Tan… aku… aku mauuu… keluar…” bisikku sambil mempercepat gerakanku. “Dikeluarkan di dalam saja, Dik!” balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. “Tan… aku… keluarrr…” pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya.

Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya. “Cret… cret… cret…” hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. “Cret… cret… cret… ahh…” tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. “Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas ke nakal an kamu,” bisik tanteku perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku.

Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini. Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah.

Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.