LIGA108 - Ini adalah pengalamanku yang terjadi
baru-baru ini, seperti pernah aku ceritakan, namaku Dania dan akrab
dipanggil Nia, usia 24 tahun, rambut hitam panjang, kulit putih, dan aku
bekerja disebuah bank swasta sebagai sekretaris. Di kotaku ini, aku
tinggal sendiri di rumah yang dibelikan oleh ayahku, aku hanya ditemanin
oleh seorang pembantu..
Namanya “Nina”, usianya sepantaran aku,
belum menikah katanya. Pembantuku ini rajin.. setiap pagi dia sudah
beres-beres rumah, menyiapkan sarapan buatku, dan sebelum pergi ke pasar
selalu memberikan daftar belanjaan untuk aku setujui. Hingga suatu
hari.. Minggu lalu..
Pembantuku ini memberitahuku.. Bahwa
Kakaknya akan mengunjunginya.. Dan minta ijin agar dapat menginap 2 hari
di rumah, aku tidak keberatan.. Walaupun pembantuku ini baru 4 bulan
bekerja di rumahku..
Tetapi aku percaya kepadanya. Hari
Jumat, sepulang dari kantor.. Nina memperkenalkan Kakaknya itu, namanya
Ucup (nama samaran) usianya 30 tahunan (kira-kira), berkulit hitam,
kurus, dan maaf wajahnya rada kucel menurutku, karena mengaku sebagai
Kakaknya, aku pun mengijinkan mereka berdua tidur dalam satu kamar.
Hari Sabtu pagi, bangun tidur aku
langsung mengenakan daster untuk menutupi tubuhku yang bugil, maklum..
Karena kalau tidur aku tidak pernah mengenakan apa-apa, setelah
menikmati sarapan pagi, akupun duduk disofa sembari membaca koran,
menurut perkiraanku.. Si Nina pasti sudah pergi ke pasar.. Mungkin saja
ditemani oleh Kakaknya.
Sembari membaca koran aku menselonjorkan
kedua kakiku ke atas meja. Saat itu aku tidak merasakan ada hal yang
aneh.. Tetapi setelah lama membaca koran.. Akupun merasa ada sesuatu
yang aneh.. Akupun menurunkan sedikit koranku.. Dan.. Tampak si Ucup
berdiri di depanku.. Aku sedikit terkejut, tampak Ucup berdiri sembari
memperhatikan diriku, dan hal ini membuat aku jadi penasaran..
Apalagi pandangan si Ucup ini selalu
kebawah, maka akupun melirik kebawah.. Dan.. Yaa.. Ampunn.. Aku baru
sadar kalau dasterku itu tersibak ke atas sehingga dari posisiku duduk
aku dapat melihat bulu-bulu kemaluanku sendiri.. Apalagi dari posisi si
Ucup yang berdiri dihadapanku itu.. Tentu dia dapat melihat dengan jelas
kemaluanku..
Oohh.. Saat itu juga aku jadi salah
tingkah.. disatu sisi aku harus menjaga sopan santun tapi disisi lain
aku tidak keberatan kemaluanku dilihat oleh si Ucup.. Maklum aku seorang
exibithionist, ada perasaan kepuasan tersendiri. Tetapi untuk
menghilangkan kesan sengaja.. Akupun pura-pura tidak menyadari dan..
“Oh.. Ucup.. Bikin kaget aja” seruku. Tampak si Ucup juga terkejut
dengan teguranku itu, lalu..
“Anu.. Maaf Non.. Mau ngasih daftar
belanjaan..” serunya gugup, tapi matanya tetap melirik kebawah, dan
akupun sadar kalau sebelum ke pasar Nina pasti akan menyodorkan daftar
belanjaan. Lalu Ucup menyodorkan daftar belanjaan kepadaku, dan akupun
sedikit mencondongkan tubuhku ke depan untuk menerimanya, dan saat itu
juga..
Aku sedikit merenggangkan kedua pahaku,
dan tetap membiarkan kedua pahaku merenggang sembari membaca daftar
belanjaan itu.. Tentu sekarang si Ucup dapat melihat dengan jelas bentuk
kemaluanku, terus terang timbul perasaan gairah pada diriku walaupun
aku tidak bisa konsentrasi membaca daftar belanjaannya, apalagi ketika
dari sudut mataku.. Aku melihat si Ucup melirik terus ke arah
selangkanganku itu.. Oohh..
Terasa kaku kedua pahaku.. Tidak bisa
kurapatkan.. Maunya kurenggangkan terus, kemudian.. “Mas.. Mas Ucup”
terdengar Nina memanggil dari dalam. Spontan aku bangkit berdiri.. Aku
tidak mau Nina melihat kejadian ini.. Dan benar juga.. Tampak Nina
muncul. “Oh.. Maaf non, anu Mas Ucup sudah kasih daftar belanjaan sama
Non?” seru Nina.
Ucup mengangguk, dan tampak kekecewaan
diwajahnya karena, lalu..”Sudah Nina.. Yaa.. Kamu belanjain aja
semuanya,” seruku sembari mengembalikan daftar belanjaan kepadanya.
Seperti dugaanku.. Ternyata Nina mengajak Ucup untuk ke pasar, walaupun
Ucup kelihatan segan untuk ikut.. Tapi mau tidak mau dia menemani juga
Nina ke pasar. Malam hari, aku pergi bersama kawan-kawanku..
Kami pergi ke cafe dan di sana kami
minum-minum sembari mendengarkan live music, hari sudah larut ketika
kami pulang.. Teman-temanku menyarankan agar aku jangan menyetir mobil
sendiri.. Karena mereka tahu kalau saat itu aku rada-rada mabok, tetapi
aku tidak peduli.. Walaupun dengan kepala rada-rada pusing..
Aku tiba juga dirumah dengan selamat.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan aku tidak tega membangunkan
pembantu nakal ku untuk membuka garasi, maka aku sendiri membuka garasi
dan memasukkan mobilku, setelah itu aku masuk lewat belakang.. Dan
melewati kamar pembantuku, tampak lampu kamar pembantuku itu masih
menyala terang dan jendelanya terbuka sedikit, hal ini membuat rasa
ingin tahuku.. Apa sih yang mereka lakukan.
Lalu aku mengintai ke dalam dari
jendela, dan.. Tampak pemandangan yang luar biasa.. Pembantuku Nina dan
si Ucup (Kakaknya?) sedang bergumul.. Kedua-duanya telanjang bulat..
Gilaa.. Si Ucup ini Kakaknya atau suaminya.. Akupun tidak habis pikir,
tetapi menyaksikan adegan persetubuhan mereka membuat gairahku
meningkat.. Tampak tubuh si Ucup menindih tubuh Nina si pembantu nakal.
Dan tampak pula gerakan erotis pinggul
si Ucup yang naik turun.. Diantara kedua paha Nina si pembantu nakal
yang terbuka lebar. Cukup lama aku mengintip mereka.. Sampai akhirnya si
pembantu nakal tersebut terkulai lemas. Melihat hal itu.. Membuat
gairah sex-ku meningkat.. Ingin rasanya ikut bergabung dengan mereka..
Apalagi pengaruh alkohol begitu keras pada diriku..
Tetapi akupun bisa mengontrol diriku..
Kemudian aku beranjak dari situ.. Dan masuk ke kamarku, di dalam kamar
aku segera menanggalkan t’shirt dan celana jeansku, hingga hanya bra
yang hanya bisa menampung 1/3 payudaraku yang 36A dan G-string berwarna
pink yang masih melekat ditubuhku.
Lalu kemudian aku keluar kamar dan
menuju ke kamar mandi, setelah membersihkan make up dan cuci muka akupun
melepas g-stringku dan berjongkok di atas kloset untuk kencing, Tetapi
satu hal yang aku lupa.. Aku tidak menutup pintu kamar mandi dan ketika
aku sadar..
Aku melihat si Ucup sedang berdiri
diambang pintu sembari memperhatikan aku yang sedang buang air kecil
itu.. Tampak dia cengegesan melihat diriku.. Dan aku.. Aku diam saja..
Membiarkan si Ucup memperhatikan diriku, melihat aku diam saja.. Si Ucup
mendekati diriku dan berjongkok dihadapanku..
Memperhatikan kemaluanku yang masih
mengeluarkan air kencing itu.. Tiba-tiba si Ucup menjulurkan tangannya
dan memegang kemaluanku.. Oohh.. Tubuh ku bergetar.. Tampak telapak
tangan si Ucup segera basah oleh air kencingku..
Lalu si Ucup mengosok-gosokan telapak
tangannya ke kemaluanku.. Oohh.. Aahh.. Uuuhh aku memejamkan mataku
merasakan nikmat.. Apalagi ketika si Ucup menyodok-nyodokkan jarinya ke
dalam liang vaginaku.. Aahh… Setelah puas mengocok kemaluanku.. Si Ucup
membantuku turun dari closet.. Setelah itu dengan garang ia melepas bra
ku..
Hingga akhirnya aku telanjang bulat, aku
membiarkan si Ucup melumat payudaraku dengan rakusnya.. Dan hal ini
membuat aku semakin terangsang hebat.. Secara bergantian kedua
payudaraku dilumatnya.. Kadang-kadang pentil payudaraku di gigit-gigit
kecil olehnya.. Wooww.. Akupun tidak tinggal diam..
Tangan kiriku meremas-remas rambutnya
sementara tangan kananku turun kebawah dan segera mencekal batang
kemaluan si Ucup yang masih tertutup celana itu, saat itu aku berpikir..
Hebat juga si Ucup ini.. Setelah menyetubuhi si Nina.. Barangnya masih
bisa bangun lagi..
Tampaknya si Ucup ini tahu benar
kondisiku saat itu yang sedang mabok dan terangsang hebat, maka dia
segera mengendong tubuhku yang telanjang dan dibawanya masuk ke dalam
kamarku.. Lalu aku direbahkan di atas ranjangku.. Setelah itu si Ucup
menekuk kedua pahaku ke atas dan segera mulutnya mengoral kemaluanku..
“Ahh.. Nggkk.. Oohh..” rintihku..
Beberapa kali tubuhku tersentak-sentak ketika lidah si Ucup
menyodok-nyodok liang vaginaku.. Aku benar-benar merasakan nikmat..
Apalagi ketika sekali-kali lidah si Ucup bermain di duburku.. Oohh..
Geli.. Tapi nikmat..
Tubuhkupun mengeliat-ngeliat merasakan
nikmatnya clitorisku di isap-isap oleh si Ucup, apalagi ketika jari
tangan kanan si Ucup disodok-sodoknya ke dalam duburku.. “Oohh.. Nggkk..
Aahh..” Aku mengelinjang hebat.. Permainan lidah dan jari-jari si Ucup
ini benar-benar luar biasa..
Tiba-tiba si Ucup menghentikan aksinya,
dia lalu duduk ditepi ranjangku sebelah kanan.. Lalu ia menjilati lutut
kaki kananku.. Terasa geli ketika lidah si Ucup menari-nari di atas
lulutku itu, dan jari tangan kanannya masih tetap tertancap di dalam
duburku.. Gerakan jari tangan Ucup di dalam duburku dan jilatannya di
lutut kananku membuat aku kembali mengelinjang-ngelinjang.. Tiba-tiba..
Nggk..
Aku mendesis ketika Ucup menarik jarinya
dari dalam duburku.. Tampak Ucup membawa jari tangannya itu ke
hidungnya.. Dan menghirup dalam-dalam, mungkin dia sedang menikmati
aroma yang melekat dijari tengahnya itu..
Aku hanya memandang pasrah.. Lalu tampak
Ucup tersenyum dan menjulurkan jari tengah tangannya itu ke bibirku,
sekilas akupun mencium aroma itu.. Entah kenapa.. Aku semakin
bergairah.. Segera aku membuka bibirku dan membiarkan si Ucup memasukkan
jari tengahnya itu ke dalam mulutku.. Terasa rasa pahit tapi aku tidak
peduli..
Kujilati jari tengah Ucup itu.. Bahkan
kuisap-isap jarinya itu.. Tampak Ucup tersenyum melihat ulahku itu.
Setelah itu si Ucup berdiri dan melepas seluruh pakaiannya hingga bugil,
tampak batang kemaluan Ucup yang tegang dan keras itu, akupun tidak mau
menyia-nyiakan itu..
Segera aku duduk ditepian ranjang dan
kujilati habis seluruh batang kemaluan si Ucup, masih tercium aroma
kemaluan wanita dari batang kemaluan Ucup.. Mungkin ini karena tadi si
Ucup baru bersetubuh dengan Nina.. Dan dia belum sempat mencucinya..
Aku tidak peduli.. Kuoral batang
kemaluan si Ucup, kujilati sampai pangkal batang kemaluannya.. Sampai
kebiji pelirnya.. “Ooh.. Iyaa.. Iyaa.. Teruss.. Non.. Teruss” desis si
Ucup.. Aku semakin mengila.. Kurebahkan tubuh si Ucup di atas lantai..
Lalu aku merangkak di atas tubuhnya..
Kujilati lehernya.. Dadanya dan
kupermainkan teteknya dengan lidahku.. Kemudian aku berjongkok di atas
batang kemaluan si Ucup.. Dengan kedua tanganku kuarahkan batang
kemaluan si Ucup keliang vaginaku.. Lalu kutekan..
Dan.. Bless.. Terbenamlah seluruh batang
kemaluan si Ucup dalam vaginaku.. “Oohh.. Nikmat sekali..”
Kugerak-gerakkan pinggulku maju mundur.. Sementara si Ucup tidak tinggal
diam.. Kedua tangannya segera meremas-remas kedua payudaraku. “Oohh..
Nggkk.. Aahh.. Nikmat sekali..” Kupeter pinggulku kekanan dan kekiri..
Hingga akhirnya aku mencapai klimaks..
“Oohh.. Uuuhh.. Nggkk..” Aku menjerit kecil sembari menyemburkan cairan
kenikmatanku.. Setelah itu aku pun lunglai di atas tubuh si Ucup,
kemudian si Ucup membalikan tubuhku.. Hingga telentang di atas lantai..
si Ucup berdiri dan memperhatikan tubuh bugilku yang telentang di atas
lantai..
Tampak olehku batang kemaluan si Ucup
yang masih berdiri tegang dan keras itu.. Rupanya dia belum mencapai
klimaks.. Akupun sadar bahwa aku tidak boleh egois. Lalu aku berdiri dan
duduk di tepian ranjang. “Kok belum keluar..?”seruku, si Ucup hanya
tersipu malu.
“Mau dimasukin lagi..?” seruku, si Ucup
masih teripu malu.”Atau kamu mau anal sex?” seruku lagi.”Apa itu non?”
tanyanya.”Iyaa.. Kamu masukin ke dalam lubang pantatku” seruku lagi.”Apa
enggak sakit non..?” tanya si Ucup heran. Akupun tersenyum, rupanya si
Ucup ini belum pernah melakukan anal sex. “Nggak kok.. Mau yaa..”
ajakku.”Belum pernah sih.. Tapi boleh juga non” serunya.
Lalu aku mengambil lotion di atas meja
riasku.. Terus kuolesi lotion itu keseluruh batang kemaluan si Ucup..
Terasa berdenyut-denyut batang kemaluan si Ucup.. Setelah itu akupun
menungging dipinggiran ranjang membelakangi si Ucup.. Kuoleskan lotion
disekitar dan bagian dalam duburku..
Lalu dengan kedua tanganku.. Aku membuka
belahan pantatku sehingga si Ucup dapat melihat anusku yang merekah
itu.. Lalu si Ucup menempelkan kepala batang kemaluannya ke duburku dan
dengan hati-hati mendesaknya ke dalam.
Terasa seret tapi woww.. nikmat, apalagi
ketika si Ucup mulai mengerak-gerakkan pinggulnya maju mundur..
Sampai-sampai tubuhku tergunjang-gunjang.. “Aahh.. Ooh.. Nggkk..” Aku
mengerang menahan mules dan nikmat.. Si Ucup memang perkasa.. Cukup lama
juga dia mengenjot lubang pantatku hingga..
“Aakk..” Si Ucup mengerang.. Sembari
menekan batang kemaluannya dalam-dalam dia menyemburkan air
maninya..”Ooh.. Enak.. Enak.. Non..” desisnya. Akupun hanya tersenyum
saja.. Setelah itu kupersilahkan si Ucup keluar dari kamarku..
Dan aku.. Mau tidak mau aku kembali ke
kamar mandi untuk mandi.. Dingin tapi segar… Itulah pengalamanku. Dan
setelah kejadian itu aku pun menegur pembantu nakal si Nina itu.. Dimana
akhirnya ia mengaku bahwa si Ucup itu bukan Kakaknya..
Tapi pacarnya, dan aku peringatkan Nina pembantu nakal .. Bahwa aku tidak mau melihat lagi pacarnya itu.
No comments:
Post a Comment